DigIndonews.com, Jakarta – Teknologi dan media sosial telah memainkan peran yang tepat dalam memberikan kontribusi dan partisipasi publik.
Kita semua tahu bahwa dengan adanya era revolusi industri 4.0 sehingga paradigma dari demokrasi itu tidak terlepas dari itu.
Dunia digital bisa memberikan akses yang lebih luas dan lebih bebas masyarakat untuk memberikan aspirasi aspirasi kepada pemerintah.
“Sebentar lagi tahun 2024 dan kita akan melaksanakan pesta demokrasi, karena itu kita harus betul-betul paham demokrasi itu zaman sekarang itu dinamikanya seperti apa dan demokrasi itu ada berbagai macam. Sama kita harus tahu bahwa demokrasi itu tidak melulu tentang tak seperti pada zaman dahulu, demokrasi itu harus mengikuti zaman” . Ujar Farah
“Konsep dasar dari demokrasi itu melibatkan partisipasi publik Oleh karena itu demokrasi harus menciptakan pemerintahan yang adil” Timpal Farah.
Secara garis besar masyarakat Indonesia sudah menerima teknologi dan beradaptasi dengan dunia digital. Selain itu terdapat tantangan dari demokrasi digital diantaranya timbul ekspektasi bahwa media dapat mengimbangi atau memperbaiki kekurangan-kekurangan konvensional namun banjir informasi yang berujung pada Miss informasi, tersebarnya hoax yang dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk kepentingan pribadi.
Tantangan lainnya adalah media bisa dikuasai oleh orang-orang tertentu untuk kepentingan-kepentingan terselubung pribadi di dalamnya yang berujung kepada manipulasi data dan akan membahayakan keseimbangan ranah publik dengan yang kuat mendapatkan banyak keuntungan dan yang lebih lama kehilangan hak bersuara mereka.