EKONOMI
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
“Kompetensi sama dengan nilai jual. Semakin banyak dan tinggi kompetensi yang dimiliki, akan semakin tinggi nilai jual produk bisnis kita.” (Ahmed Rich)
Apa itu Kompetensi?
Secara sederhana, kompetensi (competence) berarti kemampuan yang dapat diukur dan dibedakan berdasarkan tiga aspek, yaitu:
- Aspek input, melalui kapasitas seseorang dalam melakukan pekerjaannya secara baik. Kapasitas tersebut meliputi knowledge, skills dan personal attributes. o Aspek proses, melalui perilaku yang dibutuhkan seseorang dalam mengubah input menjadi output secara efektif.
- Aspek output, melalui hasil dari perilaku dalam menggunakan knowledge, skills dan attributes dengan cara yang paling baik
Jika istilah kompetensi dilekatkan dengan organisasi bisnis/perusahaan maka akan bermakna sebagai kekuatan pokok perusahaan yang berupa kemampuan pengelolaan atas sumber-sumberdaya internal perusahaan. Kemampuan ini disebut oleh Hamel dan Prahalad – seperti dikutip Wahyudi (1996) -sebagai kompetensi inti (core competence). Kompetensi ini selanjutnya akan berkembang menjadi keunggulan bersaing organisasi yang bersangkutan. Hamel dan Prahalad dalam buku yang sama, juga menjelaskan core competence sebagai sistem akar (root system) yang menyuburkan, mempertahankan dan menstabilkan batang tanaman (core product) dan buah-buahan serta daun sebagai end product.
Kompetensi = Nilai Jual
Ingat baik-baik, kompetensi sama dengan nilai jual. Semakin banyak dan tinggi kompetensi yang dimiliki, akan semakin tinggi nilai jual produk bisnis kita. Itu berarti akan semakin mudah kita memasarkan produk bisnis kita dan pasar akan semakin mantap menyerap produk bisnis kita. Berikut contoh-contohnya :
- Lion Air dikenal sebagai pelopor penerbangan low cost di Indonesia. Konon selama 2009 dinaiki sekitar 15 juta penumpang (50%) dari total 30 juta penumpang domestik. Wow! o Yamaha Motor makin agresif menjadi market leader mengalahkan Honda dengan konsisten membangun imej dengan mendatangkan Valentino Rossi berdampingan dengan Komeng. Yamaha juga membangun komunitas Yamaha yang berjumlah jutaan orang.
- Primagama kini menjadi bimbingan belajar terbesar di nusantara. Punya 678 cabang yang sebagian besar difranchise-kan. Salah satu rahasia keberhasilan Primagama yang kemudian banyak ditiru oleh bimbel lainnya adalah keberaniannya menggaransi uang kembali jika tidak lulus UN! o Dagadu Djokdja bermula dari kerjaan iseng beberapa mahasiswa seni rupa di Jogja, akhirnya tumbuh menjadi perusahaan terkenal di Indonesia sebagai “pabrik katakata”. Dalam setahun mereka berhasil menjual 5.000 kaos sehari dengan harga kaos sekitar 50 ribu.
Nah, bagaimana dengan kita? Tenang, tidak sulit. Kita bisa mencarinya dengan menggunakan alat bantu yang bernama metode Analisis SWOT. Dengan metode analisis ini, kompetensi inti organisasi bisnis kita akan diidentifikasi dalam analisis unsur S (Strength). Strength atau faktor kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan, atau kompetensi khusus (distinctive competence) yang memberikan keunggulan komparatif bagi organisasi bisnis terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani organisasi.
Lalu apa kompetensi bisnis kita?
Ok, siapkan kertas dan alat tulisnya. Mulailah pikirkan dan tuliskan apa kekuatan bisnis kita selama ini. Kalau sudah ketemu, cari yang paling signifikan atau paling menonjol (top of mind) di mata kita dan konsumen. Sangat boleh jadi kita akan menemukannya lebih dari satu. Seperti :
- Produk bisnis kita (barang) memiliki jaminan halal dan berkualitas tinggi.
- Produk bisnis kita (jasa), layanannya prima dan terpercaya.
- Bisnis kita pelopor bisnis sejenis.
- Bisnis kita inovatif dan genuine local.
- Bisnis kita berbasis komunitas, dan lain-lainnya.
Sahabat, apa pun dan berapa pun kompetensi bisnis kita, syukurilah. Sadarilah, jadikan kompetensi inti ini benar-benar sebagai Keunggulan Bersaing, nilai jual produk dan bisnis sehingga dengannya kita harus percaya diri dan berani ambil resiko. Lalu, dayagunakanlah kompetensi inti ini dengan cara mengikuti banyak event bisnis yang memungkinkan terjualnya kompetensi inti. Stand, leaflet, pamflet, buletin, hingga kartu nama menjadi senjata ampuh yang dapat ditempuh. Juga perkuat jalinan ukhuwah dengan orang-orang kunci yang dapat menjadi perantara pemasaran dengan orang/jaringan dekatnya. Terakhir, Pelihara dan Kembangkanlah. Jika kompetensi inti sudah disyukuri, disadari, dan didayagunakan, maka jangan lupa untuk memelihara dan mengembangkannya. Mengapa? Tak lain, karena lingkungan bisnis adalah lingkungan yang dinamis. Hanya bisnis yang dinamislah yang dapat terus bertahan dan melaju. Secara individu, kita terus menambah pendidikan dan latihan, magang, jam terbang dll. Sedang, pada skala organisasi, semua harus terus melakukan pembelajaran kolektif untuk menguatkan posisi bisnis kita.
Nah, sahabat, kalau sudah begini, tunggu apa lagi? Hadapi setiap tantangan bisnis dengan penuh optimis pada rahmat Allah dan tidak pernah putus asa dari rahmat-Nya. Allah yang memberikan rezeki pada kita, bukan yang lain.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Enterpreneur_Mentality
#Memiliki_Kompetensi