Post Views: 221
Digindonews.com — Kegiatan PETUNRA (PERTUNJUKAN WAYANG KULIT SPEKTAKULER KOLABORASI) yang digelar Kominfo RI hadirkan narasumber dari Legislator dan Akademisi, di Desa Sumberjosari Kecamatan karangrayung Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, jumat 12 Januari 2024.
H. Moh. Arwani Thomafi Anggota Komisi I DPR-RI diwakili Mahbub Rosyidi S.Ag Staff Komisi 1 DPR RI dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini merupakan kerjasama komisi 1 dengan Kementerian komunikasi dan Informatika, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat Sumberjosari dalam pesta demokrasi pemilu pada tanggal 14 Februari 2024 untuk menjaga pesta demokrasi berjalan sebagaimana mestinya baik di dunia digital maupun kehidupan sehari-hari agar terhindar dari berita hoax yang ada di media sosial yang dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Kami berharap kegiatan pada hari ini selain menghibur juga dapat membawa ilmu dan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat Sumberjosari.
Walaupun teknologi-teknologi yang ada sudah berkembang, tapi seni pewayangan wayang kulit ini masih ada dan masih digemari oleh masyarakat banyak. Demikian mungkin, kita sudah dekat dengan pesta demokrasi maka Jangan sampai tidak memilih. Karena memilih itu merupakan hak yang harus dilaksanakan oleh masyarakat.
Selanjutnya, Prof. Henry Subiakto selaku narasumber menambahkan kenapa pemerintah KOMINFO itu bikin acara wayangan seperti ini? Pertama ini adalah bagian dari budaya masyarakat kita. Niki budoyone wong Jowo asli sing pancen wonten ing tanah Jawa, dalam artian dibesarkan di tanah Jawa. Memang ada juga di Sumatera dan wilayah lainnya, tapi itu karena juga dibawa oleh top saudara-saudara kita dari Jawa. Walaupun India katanya adalah pusatnya Mahabharata tidak ada wayang kulit seperti ini, tidak ada wayang kulit seperti ini.
Menurutnya dalam kontestasi Pemilu Umum (Pemilu) nantiknya Harus diusahakan yang usianya udah 17 tahun bahkan kalau ada keluarga, yang sakit pun kalau bisa diusahakan untuk memberi suara karena suara untuk memilih iku hak rakyat untuk menentukan pemerintahan ke depan dan wakil-wakil kita.Karena jika banyak yang tidak menggunakan hak suaranya, maka; yang pertama legitimasi dari kredibilitas pemerintah menjadi kurang baik, kedua walaupun Cuma satu suara, iku iso mempengaruhi kemenangan karena di dalam Pemilu itu yang menang itu 50% + 1 itu sudah cukup suarane. Makane monggo ampun ngantos suara yang sudah diberikan haknya kepada kita itu kita abaikan dan remehkan, nasib negara iki tergantung kitodoyo. Sopo sing dadi presiden, sing ada di anggota DPR, sing ada di DPD, itu semua tergantung Bapak Ibu.
Sebagai penutup Ia menghimbau masyarakat untuk memilih yang terbaik, yang Bapak Ibu kenal, yang Bapak Ibu mantap di hati, yang memang orangnya terampil. Pilih sing paling apik untuk kebaikan Indonesia ke depan karena memang memilih itu untuk kebaikan masa depan Indonesia. Memilih itu hak masyarakat, tapi sekarang karena eranya era digital, monggo kita sedoyo juga Jogo supados Pemilu niku damai, pemilih kudo demokratis jujur dan juga kalau nak ono sing manipulasi ono sing mboten jujur, kita bisa mengingatkan atau memviralkan saja, atau laporkan karena kita semua sekarang adalah pengawas. ***