DigIndonews.comDigIndonews.com
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Reading: Ketidakpastian Data Nonfarm Payrolls Jadi Pemicu Volatilitas Emas
Share
Font ResizerAa
DigIndonews.comDigIndonews.com
Font ResizerAa
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Search
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
© Sayangi.com 2022 | All Rights Reserved
DigIndonews.com > Ekonomi > Ketidakpastian Data Nonfarm Payrolls Jadi Pemicu Volatilitas Emas
Ekonomi

Ketidakpastian Data Nonfarm Payrolls Jadi Pemicu Volatilitas Emas

vrtitimes Published Oktober 3, 2025
Share
SHARE

Digindonews.com – Harga emas (XAU/USD) kembali jadi primadona pasar global. Pada perdagangan Jumat lalu (26/9), logam mulia ini menutup sesi Amerika Utara dengan kenaikan 0,60%, ditopang laporan inflasi yang tidak menunjukkan kejutan berarti. Hasil tersebut semakin menguatkan keyakinan investor bahwa Federal Reserve (The Fed) akan tetap condong ke arah dovish dengan melanjutkan pelonggaran moneter dalam beberapa bulan ke depan. Memasuki pekan baru, XAU/USD bertahan di area $3.840-an, menandakan permintaan yang kuat di tengah sentimen pasar yang masih diliputi ketidakpastian pada Selasa pagi ini (30/9).

Menurut analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, pola teknikal emas masih memberi sinyal positif. “Grafik candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan tren bullish emas tetap dominan,” jelasnya. Andy menyebutkan peluang emas untuk melanjutkan kenaikan ke $3.875 cukup terbuka. Meski begitu, potensi koreksi tetap ada. “Jika tekanan beli melemah, harga bisa kembali menguji area $3.806,” tambahnya.

Baca Juga  Perjalanan Ramah Lingkungan dan Gaya Masa Depan di ASHTA District 8

Faktor politik di AS turut menambah warna. Risiko shutdown pemerintahan federal kembali menghantui, seiring kebuntuan perpanjangan anggaran di Kongres. Jika shutdown terjadi, rilis data penting seperti Nonfarm Payrolls (NFP) kemungkinan tertunda karena Bureau of Labor Statistics (BLS) akan menghentikan operasionalnya. Situasi ini membuat investor semakin berhati-hati, sekaligus mendorong permintaan emas sebagai aset lindung nilai.

Sementara itu, komentar dari pejabat The Fed masih beragam. Alberto Musalem dari The Fed St. Louis menekankan inflasi masih tinggi, meskipun mengakui risiko pelemahan tenaga kerja meningkat. John Williams dari The Fed New York menyebutkan kebijakan moneter saat ini sudah cukup ketat untuk menekan inflasi, meski pasar tenaga kerja belum sepenuhnya mendingin. Dari sisi lain, Beth Hammack dari The Fed Cleveland mengingatkan inflasi masih jauh dari target, sehingga proses disinflasi berjalan lambat.

Baca Juga  Tomat: Superfood yang Terlupakan, Kembali Mengukir Tren Gaya Hidup Sehat

Tak hanya faktor makroekonomi, kondisi geopolitik juga ikut menopang harga emas. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim berhasil menguasai desa Shandryholove di wilayah Donetsk, Ukraina. Eskalasi konflik ini menambah ketidakpastian global dan memperkuat peran emas sebagai safe-haven.

Pasar obligasi juga menunjukkan pergeseran. Imbal hasil Treasury AS 10 tahun turun menjadi 4,141%, sementara imbal hasil riil selisih antara imbal hasil nominal dengan ekspektasi inflasi turun ke 1,761%. Penurunan ini membuat emas semakin menarik bagi investor, karena beban biaya peluang menahan logam mulia jadi lebih rendah.

Agenda pekan ini akan padat dengan data penting, termasuk laporan ADP Employment, PMI Manufaktur ISM, klaim pengangguran mingguan, serta data NFP September. Semua indikator tersebut akan memberi gambaran lebih jelas arah kebijakan The Fed.

Baca Juga  Business Outlook 2025: Strategi dan Kolaborasi untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Secara keseluruhan, emas masih berada di jalur bullish, baik karena faktor teknikal maupun fundamental. Namun, volatilitas pasar kemungkinan akan meningkat tajam menjelang rilis data tenaga kerja. Investor disarankan untuk disiplin mengatur strategi, dengan mengantisipasi dua skenario utama: peluang reli menuju $3.875, atau koreksi ke $3.806 jika tekanan jual kembali muncul.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article Soal Flyer ‘Terima Kasih Menteri Hukum yang Telah Menyatukan Soksi’, Ali Wongso: Bohong dan Menyesatkan!
Next Article Malam Puncak HUT ke-80 KAI: Sinergi, Inovasi, dan Komitmen Semakin Melayani
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori

  • Daerah855
    • Agam14
    • Bukit Tinggi14
    • Limapuluh Kota388
    • Padang32
    • Payakumbuh25
    • Solok65
  • Ekonomi433
  • Headline401
  • Internasional81
  • Khazanah182
  • Lifestyle112
  • Nasional783
  • Olahraga75
  • Opini164
  • Pariwara Lipsus30
  • Politik251
  • Uncategorized225
  • Video15

Berita Lainnya

Havizd: Pentingnya Peran Intelektual Muda Dalam Mewujudkan Stabilitas Harkamtibmas
Malam Puncak HUT ke-80 KAI: Sinergi, Inovasi, dan Komitmen Semakin Melayani
Ketidakpastian Data Nonfarm Payrolls Jadi Pemicu Volatilitas Emas
Soal Flyer ‘Terima Kasih Menteri Hukum yang Telah Menyatukan Soksi’, Ali Wongso: Bohong dan Menyesatkan!

Berita Terkait

Ekonomi

Wujudkan Cinta dalam Pernikahan Impian dengan BRIFlash dari BRI Finance

Oktober 2, 2025
Ekonomi

Cara Buat QRIS, Syarat, dan Biayanya untuk Usaha

September 30, 2025
Ekonomi

BRI Finance dan Kejari Pontianak Dorong Layanan Keuangan Berbasis Hukum

September 30, 2025
Ekonomi

Hingga Agustus 2025, KAI Logistik Kelola Lebih dari 15 Juta Ton Barang

September 28, 2025
Show More
DigIndonews.comDigIndonews.com
Follow US
© DigIndonews.com 2024 | All Rights Reserved
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
Sign in to your account

Lost your password?