London – Buntut inflasi yang tinggi membuat pasar negara Inggris makin terpuruk. Perang Ukraina telah mendorong biaya energi dan pakan ayam yang lebih tinggi. Kondisi tersebut membuat para peternak tidak sanggup berproduksi dan menghancurkan ekonomi makanan pokok utama itu.
Tidak sedikit supermarket di Inggris, termasuk Tesco Asda, yang telah menjatah penjualan mereka setelah menyalahkan serangan flu burung yang telah merusak ternak di seluruh Eropa dan Amerika Serikat. Kondisi ini menyebabkan Inggris kekurangan telur.
Peternak Inggris berpendapat, meski wabah flu burung adalah salah satu faktornya, tidak ada cukup telur karena banyak yang kehilangan uang dan memaksa mereka untuk memangkas produksi. Bahkan sebagian berhenti sama sekali.
Celakanya lagi, kami memperingatkan pengecer. Kami memberitahu mereka ini akan terjadi,” kata Robert Gooch, kepala eksekutif Asosiasi Produsen Telur Rentang Bebas Inggris (BFREPA).
Asosiasi tersebut memperkirakan total kawanan petelur Inggris turun 6 persen menjadi 36,4 juta selama 12 bulan terakhir. Angka ini menunjukkan pasokan yang lebih ketat ke depan.
Salah seorang peternak di Inggris, Frank Thompstone mengatakan bahwa tahun lalu dia memangkas jumlah ayam buras di peternakannya di Burton-on-Trent, Inggris tengah untuk membatasi kerugiannya. Pada Oktober dia sudah merasa cukup, dan memberikan pemberitahuan 12 bulan yang diperlukan dalam kontrak dengan pembelinya.
Di sisi lain, Serikat Petani Nasional Inggris (NFU) mengatakan kekurangan telur bisa jadi hanya permulaan. Karena era baru energi dan biji-bijian yang mahal dikombinasikan dengan kekurangan tenaga kerja. Kondisi tersebut dapat menyebabkan lebih banyak rak kosong kecuali produsen dan pengecer makanan menyetujui persyaratan yang lebih adil untuk masa depan.
Produsen telur di Inggris menyatakan, kalau pun supermarket menaikkan harga eceran dan membayar peternak lebih banyak, kenaikan itu tidak cukup untuk menutup biaya yang meledak.
sumber: Rauters