4 Maret 2025 Jakarta – Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah (PW GPA) DKI Jakarta, Dedi Siregar, mengecam keras akun media sosial TikTok @saridona4273 dan Berangkas Indo atas konten yang mengaitkan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Karyoto, dengan kasus korupsi oplosan BBM Pertamina.
Kasus oplosan BBM Ron90 (Pertalite) yang dijual sebagai Ron92 (Pertamax) diketahui telah merugikan negara hingga Rp193,7 triliun pada tahun 2023. Kapolda Metro Jaya bahkan dituding menerima uang pengamanan sebesar Rp25 miliar setiap bulan.
“Kami sangat menyesalkan adanya narasi tuduhan yang tidak autentik serta opini negatif yang diarahkan kepada Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Karyoto, dalam kasus oplosan BBM Pertamina,” ujar Dedi Siregar dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (4/3/2025).
Menurut Dedi, kasus oplosan BBM ini berskala nasional, sementara ruang lingkup tugas Kapolda Metro Jaya hanya terbatas pada wilayah Jakarta dan sekitarnya.
“Kewenangan Kapolda Metro Jaya memiliki batasan tertentu, sementara kasus oplosan BBM ini mencakup seluruh wilayah Indonesia. Secara logika, sangat tidak mungkin Kapolda Metro Jaya terlibat dalam persoalan ini,” jelasnya.
Oleh karena itu, Dedi menegaskan bahwa tuduhan yang mengaitkan Kapolda Metro Jaya dengan kasus ini tidak berdasar.
“Kami meminta semua pihak untuk tidak mengait-ngaitkan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Karyoto, dengan kasus oplosan BBM Pertamina. Ini adalah tindakan tidak bertanggung jawab, karena tugas dan ranah hukumnya berbeda,” tegasnya.
Ia juga menilai bahwa penyebaran informasi tersebut merupakan bentuk berita bohong (hoaks) dan ujaran kebencian.
“Kami mengimbau masyarakat agar bijak dalam menggunakan media sosial, selalu memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya,” tambahnya.
Dedi pun meminta akun-akun terkait untuk segera menghapus unggahan tersebut.
“Konten seperti ini hanya dibuat demi mengejar popularitas dan agar viral di TikTok, demi meningkatkan jumlah pengikut,” pungkasnya.
—
Teks ini sudah lebih terstruktur, jelas, dan mudah dipahami.