Post Views: 166
Digindonews.com — Forum Diskusi Publik yang digelar Kominfo RI dengan tema “Peran Pemuda Dalam Mensukseskan Pemilu yang Aman” hadirkan H. Muhammad Farhan, S.E. (Anggota Komisi 1 DPR RI) sebagai salah satu narasumber, yang dilakukan via daring Zoom meeting, Jumat 26/1/2024.
Farhan dalam materinya menyampaikan bahwa kemajuan teknologi memberikan banyak manfaat sekaligus juga tantangan, khususnya di tahun politik. Di satu sisi, kemudahan dalam mengakses internet memberikan ruang bagi para pemilih untuk mencari informasi dan rekam jejak para kontestan Pemilu, Pileg, dan Pilkada. Namun di sisi lain, konten-konten negatif yang sifatnya disinformasi, misinformasi, hoaks, ujaran kebencian, diskiriminasi hingga SARA masih sering kita temui di ruang digital. Salah satu yang dikhawatirkan yaitu adanya pemanfaatan teknologi AI atau kecerdasan buatan (generative AI) untuk memproduksi konten-konten negatif yang bertujuan untuk memanipulasi dan memengaruhi opini publik. Pemanfaatan teknologi ini memungkinkan seseorang untuk memproduksi gambar, audio, dan video palsu, termasuk video deepfake yang sangat meyakinkan dan mengecoh. Sehingga, di tahun politik kali ini, masyarakat dihadapkan dengan tantangan yang baru. Pentingnya untuk cermat dan rasional agar dapat menahan diri dan tidak mudah terprovokasi atas konten-konten tersebut.
Selanjutnya farhan juga membahas terkait dengan dominasi pemilih dalam pemilu nanti didominasi oleh milenial dan gen z. Berdasarkan data KPU, Pemilu 2024 didominasi oleh generasi Z dan milenial yaitu dengan total sebanyak 56.45 persen. Dengan rincian; milenial 33,60 persen dan Gen Z sebanyak 22,85 persen. Kedua kelompok ini dikenal sebagai digital natives; generasi yang sangat lekat dengan internet dan teknologi informasi (ICT) dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai digital natives, generasi muda tentunya memiliki peran yang sangat signifikan terhadap ekosistem ruang digital.
Maka dari itu, farhan menghimbau generasi muda untuk bertanggung jawab membangun kesadaran dan mengedukasi orang-orang di sekitar untuk menciptakan suasana politik yang sehat menjadi pemilih cerdas. Pentingnya memberdayakan masyarakat melalui literasi digital dan literasi politik untuk membangun kedewasaan dalam berdemokrasi, menjaga harmoni dalam keberagaman, dan menjaga etika berkomunikasi di ruang digital.
Itu sebabnya di tahun politik juga menjadi momentum untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dengan; tidak menghina agama lain, mengedepankan adab/etika berkomunikasi, menghormati segala bentuk perbedaan (fokus pada persamaan antar sesama) dan menghargai perbedaan pendapat, serta menghormati hak orang lain dan bersikap adil pada orang lain. ***