Matarakyat24.com, Jakarta — Dalam era digital yang serba terkoneksi, keamanan perangkat menjadi isu yang tidak lagi bisa dipandang remeh. Hal ini mengemuka dalam Forum Diskusi Publik bertema “Memproteksi Perangkat Digital” yang digelar pada Kamis (16/10). Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber lintas sektor, salah satunya Ir. H. M. Endipat Wijaya, M.M., Anggota Komisi I DPR RI, yang menekankan pentingnya kesadaran publik dalam menjaga keamanan perangkat digital di tengah lonjakan serangan siber nasional.
Menurut data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tahun 2024, terdapat lebih dari 430 juta serangan siber di Indonesia, hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. “Serangan kini tidak lagi menyasar lembaga besar, tapi justru perangkat pribadi masyarakat. Inilah mengapa proteksi digital menjadi kebutuhan dasar, bukan pilihan,” ujar Endipat Wijaya.
Ia mengingatkan bahwa lemahnya keamanan digital kerap berawal dari kelalaian sederhana: menggunakan Wi-Fi publik tanpa VPN, memasang aplikasi tidak resmi, atau mengabaikan pembaruan sistem keamanan. Survei Katadata Insight Center (2023) bahkan mencatat 70% pengguna internet Indonesia belum memiliki perlindungan digital dasar seperti antivirus dan pengelola kata sandi.
Endipat juga menegaskan bahwa upaya perlindungan tidak bisa hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga kesadaran perilaku digital masyarakat. “Sebagian besar serangan terjadi karena manusianya lengah. Jangan klik tautan sembarangan, jangan bagikan kode OTP, dan biasakan mengunci perangkat,” katanya.
Pemerintah, lanjutnya, telah berupaya memperkuat sistem keamanan melalui Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP). Namun, kebijakan tersebut perlu ditopang oleh literasi digital masyarakat agar implementasinya efektif. “Sebagus apa pun kebijakan, tanpa kesadaran pengguna, sistem tetap rentan,” tambahnya.
Dalam forum yang sama, Endipat juga menyoroti pentingnya membangun higiene digital di semua lapisan masyarakat. Ia mengajak publik untuk memperlakukan perangkat digital seperti rumah pribadi yang harus dikunci sebelum ditinggalkan. “Teknologi boleh maju, tapi keamanan tetap dimulai dari diri kita sendiri,” pungkasnya.