DigIndonews.comDigIndonews.com
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Reading: Alarm Merah Dunia Kampus: UKT Jadi Gerbang Eliminasi, Bukan Eskalator Sosial
Share
Font ResizerAa
DigIndonews.comDigIndonews.com
Font ResizerAa
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Search
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Khazanah
  • Opini
  • Ekonomi
  • Opini
  • Uncategorized
  • Redaksi
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
© Sayangi.com 2022 | All Rights Reserved
DigIndonews.com > Daerah > Padang > Alarm Merah Dunia Kampus: UKT Jadi Gerbang Eliminasi, Bukan Eskalator Sosial
DaerahOpiniPadang

Alarm Merah Dunia Kampus: UKT Jadi Gerbang Eliminasi, Bukan Eskalator Sosial

M. AIDIL HIKMAH Published Agustus 13, 2025
Share
SHARE

Oleh: Hamzah Fansuri
Ketua OC LK III Badko Hmi Sumbar Dan Pengurus Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan, dan Pemuda (PTKP)

digindonews.com – Padang, 13 Agustus 2025 – Di tengah megahnya gedung-gedung perguruan tinggi, tersimpan sebuah kecemasan yang nyata. Setiap semester baru datang, ribuan mahasiswa dihadapkan pada pilihan sulit: membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang terasa mencekik atau mengubur mimpi mereka untuk meraih gelar sarjana. Ini bukan lagi sekadar isu administrasi, ini adalah alarm merah bagi masa depan pendidikan bangsa.
Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Sumatera Barat melihat fenomena ini sebagai sebuah kontradiksi fundamental. Negara, melalui Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, telah menggariskan sebuah cita-cita luhur: pendidikan tinggi harus dapat diakses oleh semua, berfungsi sebagai eskalator sosial yang memutus rantai kemiskinan.
Namun, apa yang terjadi di lapangan?

Regulasi Pro-Mahasiswa yang Mati Suri dalam Praktik

Baca Juga  "Terpilih Jadi Ketua PTMSI Kota Solok,Pris Gusfo Pertason Siapkan Atlet Menuju Kejurwil,Porprov dan Kejurnas"

Di atas kertas, aturan turunan seperti Permendikbudristek No. 2 Tahun 2024 dan Keputusan Menteri Agama (KMA) tentang UKT telah menyediakan katup pengaman. Ada mekanisme penetapan UKT berkeadilan, ada pula celah untuk mengajukan keringanan. Namun, dalam praktiknya, regulasi ini seringkali menjadi macan kertas.

Proses penetapan golongan UKT kerap berjalan tanpa transparansi yang memadai. Verifikasi kondisi ekonomi mahasiswa cenderung dangkal dan tidak menyentuh realitas sesungguhnya, terutama bagi mereka yang orang tuanya bekerja di sektor informal seperti petani, nelayan, atau pedagang kecil di Sumatera Barat. Pendapatan yang tak menentu seolah tak terbaca oleh sistem yang kaku.

Akibatnya, mekanisme banding UKT yang seharusnya menjadi jaring pengaman justru berubah menjadi labirin birokrasi yang melelahkan. Mahasiswa yang memperjuangkan haknya kerap dipingpong, dihadapkan pada syarat-syarat yang rumit, hingga akhirnya menyerah pada keadaan dan terpaksa mengambil cuti—sebuah istilah halus untuk “tersingkir secara finansial”.

Baca Juga  Farhan DPR RI Minta Masyarakat Tekonologi Yang Ada Saat Ini Jangan Hanya Digunakan Sebagai Media Hiburan Dan Konsumsi Saja.

Saat Kampus Bertuhan pada Angka
Ketika proses verifikasi kehilangan empati dan mekanisme keringanan menjadi sulit diakses, maka kampus sejatinya telah mengubah statusnya dari candi ilmu menjadi pusat bisnis. Logika industri mengambil alih, di mana mahasiswa dipandang sebagai konsumen dan UKT adalah laba yang harus dimaksimalkan. Esensi pendidikan sebagai hak asasi manusia tergerus oleh prinsip untung-rugi.

Ini adalah bentuk komersialisasi terselubung yang sangat berbahaya. Ia secara perlahan tapi pasti mengeliminasi anak-anak cerdas dari keluarga kurang mampu, memupus harapan mereka untuk mengubah nasib keluarga melalui pendidikan.
Panggilan untuk Bertindak

Melihat kebuntuan ini, Badko HMI Sumatera Barat tidak akan tinggal diam dan dengan ini mendesak dengan tegas:

1. Audit Total dan Transparansi Penetapan UKT. Seluruh pimpinan Perguruan Tinggi Negeri di Sumatera Barat harus membuka kepada publik bagaimana formula penetapan UKT diterapkan, serta wajib melibatkan perwakilan mahasiswa (BEM/DEMA) dalam setiap proses verifikasi dan validasi data.

Baca Juga  Kabid PTKP PPI Ahnaf Hizbullah, S.M.: "Indonesia Terang Hanya untuk Kaum Oligarki, Bukan untuk Rakyat"

2. Humanisasi Proses Banding dan Keringanan. Hilangkan birokrasi yang berbelit. Bentuk Posko Aduan atau Help Desk UKT di setiap fakultas yang benar-benar berfungsi membantu, bukan mempersulit mahasiswa yang mengajukan keringanan, cicilan, atau penundaan.

3. Hentikan Praktik “Cuti Paksa”. Universitas harus dilarang keras memaksa mahasiswa mengambil cuti hanya karena keterlambatan membayar UKT. Setiap mahasiswa yang terkendala harus secara proaktif ditawari solusi, bukan langsung diberi sanksi.

Setiap mahasiswa yang terpaksa berhenti kuliah karena UKT adalah satu potensi pemimpin, inovator, dan cendekiawan yang hilang bagi bangsa ini. Kami menyerukan kepada seluruh Rektor dan pemangku kebijakan untuk kembali membaca undang-undang dengan hati nurani, bukan hanya dengan kacamata angka. Jangan biarkan UKT menjadi gerbang eliminasi yang meruntuhkan mimpi anak bangsa. ***

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article Sinergi Strategis Ansor–Banser dengan Disnakertrans: Dari Kamang Baru hingga Padang Tarok
Next Article Pasca Aksi, Ketum AMTARA Datangi KLHK Tanyakan Tindak Lanjut Tuntutan
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori

  • Daerah839
    • Agam14
    • Bukit Tinggi13
    • Limapuluh Kota388
    • Padang26
    • Payakumbuh25
    • Solok63
  • Ekonomi396
  • Headline402
  • Internasional81
  • Khazanah177
  • Lifestyle112
  • Nasional769
  • Olahraga75
  • Opini159
  • Pariwara Lipsus30
  • Politik251
  • Uncategorized203
  • Video15

Berita Lainnya

BRI Finance Sambut Positif Kebijakan DP Ringan untuk Dorong Pembiayaan
Tomat: Superfood yang Terlupakan, Kembali Mengukir Tren Gaya Hidup Sehat
Agustus 2025: Belanja Online Indonesia Tunjukkan Pertumbuhan Pesat; Fashion Jadi Pendorong Utama
Tomat untuk Jantung Sehat: Satu Buah, Seribu Manfaat

Berita Terkait

Limapuluh Kota

Selalu di Sorot dan Dikritik Awak Media, Kadis Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota Tuding Wartawan

Agustus 27, 2025
Padang

Jajaran pimpinan LSM Baswara Project Sumbar: Pentingnya peran Organisasi Masyarakat dalam mewujudkan stabilitas Harkamtibmas

Agustus 25, 2025
Daerah

Makesta & Konfercab IPNU-IPPNU Pessel: Lahirkan Generasi NU Milenial Berdaya Juang

Agustus 23, 2025
Daerah

Ketua Umum DPN TMI Resmi Lantik Pengurus DPW TMI Provinsi Sumbar

Agustus 21, 2025
Show More
DigIndonews.comDigIndonews.com
Follow US
© DigIndonews.com 2024 | All Rights Reserved
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
Sign in to your account

Lost your password?