Digindonews.com-Dalam Webinar “Ruang Digital Ramah Anak” yang diselenggarakan secara daring pada Senin, 22 September 2025, dua narasumber, yakni Wildan Hakim, S.Sos., M.Si (Dosen Ilmu Komunikasi UAI) dan Prof. Dr. H. Supriyanto, Lc, M.S.I (Guru Besar Filsafat Islam UIN Saizu Purwokerto), menyoroti berbagai ancaman dunia digital terhadap anak-anak serta pentingnya pendidikan dan pengawasan.
Wildan Hakim menjelaskan bahwa anak-anak merupakan kelompok paling rentan di ruang digital. Mereka berisiko kecanduan gawai, terpapar konten tidak pantas, menjadi korban perundungan siber, hingga kebocoran data pribadi. “Fenomena brain rot akibat terlalu lama bermain media sosial juga menjadi ancaman serius,” ungkapnya dalam webinar yang berlangsung Senin, 22 September 2025 itu.
Ia menyoroti kasus rencana pemblokiran game Roblox, yang dinilai berpotensi menampilkan konten kekerasan pada anak-anak. “Anak-anak tidak bisa membedakan realitas dan fiksi. Jika mereka terbiasa melihat kekerasan di game, bisa saja menganggap kekerasan sebagai hal yang wajar,” jelas Wildan.
Sementara itu, Prof. Supriyanto menawarkan lima pilar yang dapat dijadikan pedoman membangun mental digital anak, yaitu:
1. Kesadaran diri – memahami bahwa gadget hanyalah alat, bukan segalanya.
2. Kendali diri – disiplin waktu dalam menggunakan media digital.
3. Kecerdasan emosional – menanamkan empati agar berhati-hati saat berinteraksi di media sosial.
4. Spiritualitas – menanamkan nilai iman bahwa Tuhan selalu mengawasi meski di balik layar.
5. Teladan dan komunitas – orang tua sebagai contoh pertama bagi anak-anak.
“Dengan lima pilar ini, peran keluarga dan komunitas dalam literasi digital bisa semakin optimal,” tegasnya.***